Abuya Uci Turtusi: Ulama Karismatik Tangerang-Banten


KH. Uci Turtusi atau dikenal dengan sapaan Abuya Uci yang merupakan ulama berpengaruh di Banten, tepatnya di kampung Cilongok, Desa Sukamantri, Pasar Kemis, Tangerang, Banten. Beliau juga penerus ayahandanya Abuya Dimyathi bin K.H Romli, sebagai pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyyah Cilongok.

Selain mengajar santri setiap harinya, Abuya Uci juga meneruskan pengajian rutinan setiap minggu di Majlis Ta’lim al-Istiqlaliyyah Cilongok untuk masyarakat umum yang dihadiri dimulai dari Jawa Barat sampai ke luar pulau Jawa. Lain lagi ketika acara haul Syekh Abdul Qadir selalu dinantikan masyarakat Banten khususnya, juga dihadiri oleh lautan manusia dari berbagai penjuru hingga kedatangan tamu ulama-ulama Arab dari Mesir, Yaman, Baghdad, Maroko, Iran, dan lain sebagainya.

Hal itu sudah menjadi tradisi setiap tahunnya, yang pada awalnya hanya dilaksanakan dilingkungan keluarga Abuya Dimyathi. Pelaksanaan haul merupakan mandat yang diberikan secara estafet oleh guru kepada murid yang sanadnya bersambung pada tuan Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Yakni dari guru beliau, K.H Arsyad Cilongok tahun 1953 M.

Setelah wafatnya Abuya Dimyathi mandat pelaksanaan haul ditunjukkan kepada muridnya sekaligus anaknya sendiri, yaitu Abuya Uci Turtusi. Setelah Abuya Uci wafat belum lama ini pada tanggal 6 April 2021, digantikan oleh adiknya yakni Abah Entoh atau K.H Tohawi.

~Garis Keturunan Sampai Rasulullah Saw~

Dikutip dari laman Mediapakuan, Abuya KH. Uci Turtusi merupakan anak dari Abuya Dimyathi ibn K.H Romli ibn K.H. Ahmad Khaerun ibn Raden Cimang ibn Raden Data Saen ibn Tumenggung Kamil (Wulung Cilik) ibn Pangerang Surya Bajra (Pangeran Surya Ningrat) ibn Pangeran Yuda Negara ibn Sultan Maulana Hasanuddin (Banten) ibn Raden Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati – Cirebon) ibn Abdullah (Raja Cempa Aceh) ibn Ali Nur’alam (Syam) ibn Jamaluddin Husein ibn Ahmad Jalaluddin ibn Abdullah ibn Abdul Malik ibn Alwi (Amil Faqih) ibn Muhammad Shohib Marbad ibn Ali Khola’ Ghosam ibn Alwi ibn Muhammad ibn Alwi Alawiyyin ibn Ubaidillah ibn Ahmad Al-Muhajir ibn Isa Arumi ibn Muhammad An-Naghieb ibn Ali Uraidy ibn Ja’far Shodiq ibn Muhammad Al-Baghir ibn Ali Zainal Abidin ibn Sayyidina Husein ibn Sayyidati Fatimah Az-Zahro dan Sayyidina Ali Karramallahu wajhah, Nabi Muhammad Saw. 

~Pendidikan Abuya Uci~

Telah diketahui sebelumnya bahwa Abuya Uci menuntut ilmu pertama kali bersama dengan ayahnya sendiri Abuya Dimyathi di Pondok Pesantren al-Istiqlaliyyah Cilongok. Berdasarkan penuturan adik beliau, KH. Iim Imadudin saat mengisi sambutan di acara “Tahlil Malam Kedua Abuya KH. Uci Turtusi” pada Rabu malam tanggal 7 April 2021, Abuya Uci memulai perjalanan keilmuan setelah dari ayahnya kepada KH. Tobri di Pesantren Keresek, Garut, pada usia 14 tahun. Saat itu, Abuya Uci telah hafal beberapa kitab ilmu nahu-saraf, seperti al-Ajurumiyah, Imrithi, Nazm al-Maqsud, dan Alfiyah Ibnu Malik, kitab ilmu balagah seperti Jauhar al-Maknun, dan kitab ilmu mantik seperti Sullamul Munawaraq.

Beliau merupakan seorang santri yang haus akan ilmu, waktu tempuh pendidikan beliau sampai kurang lebih 32 tahun dari berbagai pondok pesantren. Pada saat menimba ilmu, dikatakan ada beberapa kiyai yang menolak beliau menjadi muridnya karena telah diketahuinya beliau adalah anak dari Abuya Dimyathi, yang merupakan tokoh yang disegani masyarakat setempat.

~Kedekatan Abuya dengan Gus dur dan Ulama lainnya~

Telah kita ketahui bersama bahwa K.H Abdurrahman Wahid, biasa kita kenal dengan panggilan Gus Dur merupakan presiden ke empat Republik Indonesia. Sosok yang menginspirasi banyak kalangan, juga merupakan tokoh yang dekat dengan Abuya Uci Turtusi. “Gitu aja kok repot,” begitulah kata-kata beliau yang terkenal ditelinga kita.

Berdasarkan situs resmi Nahdlalul Ulama (NU) Nu.or.id, kedekatan Abuya Uci dengan Gus Dur terlihat dari sikap dua ulama ini yang saling mendukung penguatan ilmu agama dan akidah umat Muslim di Indonesia. Gus Dur beberapa kali mengisi pengajian di Pesantren Cilongok saat masih hidup.

Sebelum beliau wafat, Abuya Uci menanyakan kepadanya tentang apa yang diinginkan Gus baik saat jadi presiden maupun setelah lengser jadi presiden, Gus Dur menjawab, “Yang saya inginkan adalah ketika saya wafat, istri, anak, teman-teman dan yang lainnya mengirimkan al-Fatihah buat saya.” Dalam salah satu rekaman ceramah Abuya, bahwa keilmuan Gus Dur jauh di atas rata-rata.

Selain Gus Dur, Abuya Uci juga dekat dengan tokoh ulama Indonesia yaitu al-Habib Maulana Luthfi bin Yahya Pekalongan, Jawa Tengah. Sebagaimana yang dikatakan keponakannya Habib Luthfi yaitu Habib Nizar bin Yahya yang mengisahkan awal kali bertemu dengan Abuya Uci itu karena saran dari Habib Luthfi bin Yahya, “Saya mulai dekat dengan Abuya Uci itu karena dawuh Habib Luthfi, saya diminta Habib Luthfi untuk sering main ke Abuya Uci karena beliau orang baik,” kata Habib Nizar dilansir dari nu.or.id.

Begitulah sosok Abuya Uci yang wafat belum lama ini, 6 April 2021 lalu, yang merupakan ulama karismatik Indonesia, yang dikenal dengan keramahan sehingga mudah bergaul dengan siapa pun.


Follow us:

Instagram: @atturats_official

Facebook : @At- Turats

Blog : At- Turast Official


Penulis: Siti Yayu Magtufah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mbah Mayang Madu: Pejuang Agama Asli Lamongan

Mengenal Menara Siger, Ikon Kebanggaan Masyarakat Lampung

Setetes Biografi Syekh Jamaluddin Subang