Mengenal Menara Siger, Ikon Kebanggaan Masyarakat Lampung
Apa yang kalian ketahui tentang provinsi Lampung? Ya, Lampung merupakan serambi Sumatera. Lampung adalah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera. Daerah yang kini dihuni sekitar 8,03 juta jiwa ini amat strategis, karena menjadi pintu gerbang lintas Jawa-Sumatera. Daerah dengan semboyan “Sai Bumi Ruwa Jurai” atau dalam bahasa Indonesianya “Satu Daerah Dua Keturunan” ini mempunyai banyak ciri khas yang menjadikannya berbeda dengan daerah-daerah yang lain.
Selain menjadi ikon pariwisata Lampung, bangunan indah berwarna kuning itu juga merupakan titik nol Sumatera dari bagian selatan. Bangunannya berdiri kokoh, elok, nan megah di atas bukit bagian barat dekat pelabuhan Bakaheuni yang sangat strategis sebagai tempat transit dan wisata. Warnanya yang kuning cerah membuat Menara Siger dapat dilihat dari jauh ketika kapal akan berlabuh di Pelabuhan Bakauheni. Bahkan, kita dapat melihatnya walupun dalam gelap malam karena ada lampu sorot yang menerangi sekaligus dijadikan menara lampu oleh kapal-kapal yang akan merapat ke Bakaheuni.
Menara yang diresmikan pada tahun 2008 dan menghabiskan dana sekitar 15 miliar rupiah ini digagas oleh Gubernur Lampung ke-9, Sjachroedin Z.P. dengan harapan mampu mendorong kemajuan Lampung khususnya di bidang pariwisata. Dengan menggunakan teknik ferrocement hasil rancangan seorang arsitek asli Lampung, Ir. Anshori Djasual M.T. yang mulai dibangun pada tahun 2005, menara ini diharapkan mampu menahan guncangan gempa dan terpaan angin kencang. Untuk mengurangi beban, pengembangan bangunan ini tidak menggunakan semen curah cor, namun dengan jaringan kawat menyerupai jaring laba-laba yang akan tetap kuat sebagai struktur bangunan.
Menara Siger adalah simbol Lampung. Ia bukan hanya menjadi ikon pariwisata, tetapi dapat menjadi ikon dalam segala hal yaitu keagamaan, seni budaya, dan pendidikan. Menurut Ansori Djasual sebagai perancang, Menara Siger dapat memancing pengembangan kawasan pintu gerbang Pulau Sumatera. Dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung ini menambahkan, dalam setahun sekitar 15-20 juta orang akan melintas di Pelabuhan Bakauheni. Hal tersebut merupukan sebuah potensi bagi promosi kepariwisataan dan potensi ekonomi. Baginya, Menara Siger adalah ibarat gadis cantik yang akan memancing setiap orang untuk melamarnya. Dia optimis, Menara Siger akan menumbuhkan daya tarik dn magnet bagi setiap orang, termasuk daya tarik investasi.
Sesuai namanya, secara fisik bentuk bangunan Menara Siger terinspirasi dari mahkota siger, salah satu ciri khas Lampung. Mahkota siger biasanya dikenakan oleh wanita Lampung saat upacara-upacara adat dan merupakan suatu simbol kehormatan. Warna Menara Siger yang kuning dan Merah merupakan perwakilan warna emas dari mahkota adat pengantin wanita.
Tak hanya kaya akan filosofi, melalui puncaknya Menara Siger akan menyuguhkan panorama lautan yang indah. Hamparan laut seolah tak berujung, warna airnya begitu tua, eksotis dan terkesan segar, di beberapa titik juga tampak pulau-pulau kecil semakin mempercantik pemandangan. Jika di puncak menara disuguhkan keindahan panorama, di bawah, menjauh sedikit dari anak tangga pertama terdapat Tugu Nol Kilometer Sumatera, dimana banyak informasi menarik yang tersimpan di sana. Misalnya saja, informasi tempat-tempat wisata di provinsi Lampung dan jarak antar provinsi di Kepulauan Sumatera, yang tentu tugu tersebutlah patokannya.
Follow Us:
Instagram: @atturats_official
Facebook : @At- Turats
Blog : At- Turast Official
Penulis: Mamluatul Hidayah
Komentar
Posting Komentar