Situs Sejarah Pintu Keputren Majapahit di Pati


Pintu Gerbang Majapahit (Keputren Bajang Ratu) merupakan salah satu peninggalan sejarah dan destinasi wisata di Bumi Mina Tani, Pati. Berlokasi di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.

Kehadiran Pintu Gerbang Majapahit atau yang disebut pintu Keputren Bajang Ratu, dilatarbelakangi oleh keinginan Bambang Kebo Nyabrang, putera Sunan Muria dengan Dewi Sapsari untuk diakui sebagai putra oleh Sunan Muria.

Bambang Kebo Nyabrang sedari lahir hingga remaja diasuh oleh kakeknya Ki Gedhe Sebo Menggolo, seusai ibunya wafat setelah melahirkan dirinya. Sehingga timbul keraguan dari Sunan Muria akan kebenaran putranya tersebut, karena Sunan Muria tidak pernah menemuinya. Kemudian, diberinya Bambang Kebo Nyabrang syarat agar bisa diakui menjadi putranya. Sunan Muria memerintah Raden Bambang Kebo Nyabrang untuk membawa Pintu Keputren Bajang Ratu, bekas Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur ke hadapannya. 

Pengambilan pintu tersebut mendapat halangan ketika ia berhenti untuk beristirahat, tepatnya sekarang ditempat pintu gerbang tersebut berada, Bambang Kebo Nyabrang harus bertarung dengan Raden Ronggo selama 35 hari, yang sama menginginkan pintu gerbang tersebut. Lalu Sunan Muria turun dari Gunung Muria le arah timur, dan melihat dua orang tersebut sedang bertarung. Lalu beliau berkata "Wis padha lerena sak kloron padha bandhole". 

Lalu berhentilah kedua orang tersebut bertarung, Sehingga tempat tersebut hingga sekarang di namai dukuh "Rendhole" (sak kloron padha bandhole), tempat dimana Pintu Gerbang Majapahit berada. Sunan Muria pun lalu mengakui R. Kebo Nyabrang menjadi anaknya. Dan beliau menyuruh anaknya tersebut untuk menjadi penjaga gerbang ini.

Setelah Sunan Muria berkata "jaganen!" (jagalah), maka ia pun langsung meninggal dan hilang nyawanya tak berbekas (Muksa) karena sebagai seorang penjaga harus tidak terlihat.


Follow us:

Instagram: @atturats_official

Facebook : @At- Turats

Blog : At- Turast Official


Penulis: Rangga Azareda Dwi Fananta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mbah Mayang Madu: Pejuang Agama Asli Lamongan

Mengenal Menara Siger, Ikon Kebanggaan Masyarakat Lampung

Setetes Biografi Syekh Jamaluddin Subang