Sendang Bidadari: Tempat bertemunya Jaka Tarub dengan Dewi Nawang Wulan
Sendang Bidadari adalah salah satu tempat keramat yang diyakini sebagai tempat mandi para bidadari. Sendang ini terletak kurang lebih satu kilometer dari makam Ki Ageng Tarub, di dusun Serman, desa Pojok, kecamatan Tawangharjo, Grobogan. Sendang ini juga yang menjadi tempat pertemuan antara Jaka Tarub dan Dewi Nawangwulan.
Suatu ketika Jaka tarub melihat wanita mandi di Sendang, yang ternyata adalah bidadari. Jaka Tarub langsung mengambil salah satu pakaian mereka, kemudian dibawa pulang dan disimpan dibawah tumpukan padi (lumbung) ketan hitam. Jaka tarub kembali lagi ke Sendang dengan membawa pakaian ibunya. Setelah sampai di dekat sendang, para bidadari sudah terbang kembali ke nirwana. Tinggal satu yang masih mendekam ditepi sendang dengan lirih berkata : “Siapa yang bisa menolongku, jika perempuan saya jadikan saudari dan jika laki-laki saya jadikan suami.” Disaat itu Jaka tarub mendekati sambil menyodorkan pakaian ibunya.
Setelah Dewi Nawang Wulan berpakaian, diajaklah ia pulang kerumah ibunya dan disampaikan kepada ibunya bahwa putri ini adalah putri dari sendang yang terlantar. Tak lama kemudian Jaka tarub menikah dengan Dewi Nawang Wulan. Adapun sendang yang dibuat lomban para bidadari sekarang dinamakan sendang Coyo. Kemudian Jaka tarub dan Nawang Wulan mempunyai tiga putri yaitu Nawang Sasi, Nawang Arum, dan Nawang Sih.
Pada waktu bayi, dikala Nawang Sih masih di ayunan, ibunya mau mencuci pakaian di sungai dan berpesan pada Jaka tarub agar mengayun putrinya dan jangan membuka kekep (penutup masakan). Namun setelah Nawang Wulan pergi ke sungai, Jaka tarub penasaran akan pesan istrinya, maka dibukalah kekep tersebut.
Tak lama kemudian istrinya datang lalu membuka masakannya, ternyata masih utuh berupa padi untaian. Nawang Wulan mengetahui kalau suaminya tak menuruti pesannya, sehingga terjadi pertengkaran. Akhirnya Nawang Wulan meminta dibuatkan peralatan dapur (lesung, alu, tampah). Setelah kejadian itu, kalau hendak masak, dia harus menumbuk padi dulu, sehingga lambat laun padi yang ada di lumbung makin habis. Setelah sampai padi yang bawah, yang ada ditempat penyimpanan adalah padi ketan hitam. Dari situ, Nawang Wulan mengetahui kalau pakaiannya disimpan disitu. Nawang Wulan merasa ditipu dan memutuskan pulang kembali ke nirwana.
Setelah Jaka tarub ditinggal Nawang Wulan dia hidup dengan putrinya Nawang Sih. Disaat itu di Kerajaan Majapahit yang diperintah Prabu Brawijaya kelima ditinggal wafat istrinya, sehingga beliau sakit dan tidak mau tinggal di kerajaan. Suatu malam dia bermimpi bila ingin sakitnya segera sembuh maka dirinya harus mengawini putri Wiring Kuning. Keesokan harinya, para patih diperintah untuk mengumpulkan semua perempuan yang ada di Keraton. Setelah disesuaikan dengan mimpinya, sang raja menjumpai putri Wiring Kuning yang ternyata adalah pembantunya sendiri.
Dikawinilah putri tersebut dan dilarang untuk keluar dari taman kaputren karena malu jika ketahuan orang banyak kalau raja mengawini pembantunya sendiri.
Setelah jabang bayi lahir, raja Brawijaya memanggil saudaranya (Juru Mertani) supaya memelihara dan mengasuh bayi tersebut. Bayi itu diberi nama Bondan Kejawan (Lembu Peteng). Kemudian Juru Mertani diperintah sang raja untuk mengantarkan putranya pada Ki Ageng Tarub, agar diasuh.
Ki Ageng Tarub menerima dan mengasuh dua anak sekaligus, Bondan Kejawan dan anaknya sendiri, Dewi Nawang Sih. Kemudian Bondan Kejawan dinikahkan dengan Dewi Nawang Sih, nantinya mereka memiliki anak yang diberi nama Ki Ageng Getas Pandowo (Ki Abdullah). Bondan Kejawan meneruskan Bopo Morosepuh dan diberi nama Ki Ageng Tarub II, sedang Ki Ageng Getas Pandowo diberi nama Ki Ageng Tarub III. Tempat pertapaan Bondan Kejawan (Lembu Peteng) sekarang terdapat disebelah tenggara makam Ki Ageng Tarub I, dukuhan sebelahnya dinamakan Desa Barahan. Ki Ageng Tarub III (Getas Pandowo) mempunyai anak banyak, yang terkenal adalah Ki Ageng Abdurrahman Susila (Ki Ageng Selo). Dari Beliaulah terlahir raja-raja ditanah jawa.
Follow Us:
Instagram: @atturats_official
Facebook : @At- Turats
Blog : At- Turast Official
Penulis: Muhammad Zainal Abidin
Komentar
Posting Komentar